Friday, April 9, 2010

What Happened in Jeju {Part 2}


Kevin sempet berhenti sejenak. Langkah kakinya otomatis terhenti. Dia menatap Sunhee yang masih dalam keadaan tertidur. Raut wajahnya terlihat gelisah.

"An.. dwae.." bisik Sunhee dalam tidurnya.

Bukannya sewot karna Sunhee nyebut-nyebut nama cowo lain, Kevin malah nge-"sssht"-in dan mencium kening Sunhee. Jihee ikutan berhenti ngeliatnya. Kevin lalu menoleh.

"Mana kamar lo?"

Jihee buru-buru jalan ke depan Kevin dan membuka pintu yang ada di depannya. Kevin pun langsung masuk, dan perlahan meletakkan Sunhee di atas salah satu dari tiga single bed yang ada di dalam kamar. Kevin terdiam dan terus menatap Sunhee yang pulas tertidur. Jihee cuma bisa nungguin di pintu.

Kevin membelai rambut Sunhee dan berdiri untuk pergi, tapi ternyata tangan Sunhee menggenggam tangan Kevin. Kevin dengan hati-hati melepas tangan Sunhee dari tangannya, lalu berbalik dan mendapati Jihee yang daritadi diri di pintu lagi nguap.

"Titip ya," kata Kevin.

Jihee mengangguk. "Eh bilangin yang lain gue ga nyusul ke atas lagi, mo nemenin Sunsun unnie aja, kasian sendiri."

Kevin mengangkat tangannya mengisyaratkan dia mengerti, lalu pergi lagi ke roof top. Jihee menghampiri Sunhee dan menyelimutinya.

"Sunsun unnie, did you know how his face looked like when you whispered Jonghun's name?"

Hening. Jihee sudah tau tidak akan ada jawaban. Dia lalu menepuk-nepuk selimut Sunhee, dan berjalan ke tempat tidurnya.

~~~~~~~

Sunhee sedang mengikat tali sepatunya, dia melirik ke jam dinding. 5.50 am. Masih pagi banget, anak-anak lain belom ada yang bangun.

"Where are you going?"

Sunhee tersentak dan menoleh ke arah suara. "Damn, you scared me. I'm goin out for a jog.."

"Can I come with you?" tanya Kevin sebelum Sunhee sempat mengajaknya. Kevin terlihat kucel, rambutnya berantakan dan dia mengucek-ngucek matanya.

"Of course."

"Hang on there, I gotta change."

Sunhee bangun dari duduknya dan mondar mandir sambil nunggu Kevin. Ga lama kemudian, Kevin muncul masih menggunakan hoodie aquanya kemaren, celana traning item polos, dan memakai sebuah cap item juga di kepalanya, dia buru-buru pasang sepatu.

"Let's!" kata Kevin pada akhirnya.

~~~~~~~

Sunvin sudah sampai di jembatan deket pantai, setelah jogging selama 15 menit. Sepanjang perjalanan, mereka berdua ngobrol banyak hal, dan Kevin sama sekali ga mengungkit soal Sunhee semalem, meskipun sebenernya dia penasaran dan pengen banget nanya.

Sunhee menyandarkan kedua tangannya di pager pembatas jalan, rambutnya dibiarkan tergerai dan ditiup angin. Kevin berdiri agak jauh dibelakang Sunhee, mengagumi siluet yang terbentuk.

"You know what's best about the beach?" tanya Sunhee tiba-tiba. "It's when the wind touches your face, and you walk along the wet sand. When the waves reach your feet and wipe off the sands, and you keep chasing the wave back and forth."

Kevin hanya tersenyum. "When was the last time you went to the beach?"

Sunhee tidak menoleh. Dia melihat keatas sambil mengingat-ingat. "It was.. half a year ago. When I had this photoshoot with.."

Sunhee menggantungkan ucapannya. Kevin mengerutkan wajahnya. Kevin lalu ingat, setengah tahun yang lalu ketika dia baru kembali ke Korea. Dia melihat sebuah majalah yang di dalamnya ada summer photoshoot. Betapa kagetnya dia waktu itu, model photoshoot itu adalah Song Sunhee, best friend dia waktu di Australia.

Photoshoot itu terlihat angelic, terutama pose-pose Sunhee yang tampaknya sengaja diambil dengan cara candid. Saat itu Kevin terus membalik halaman majalahnya hingga dia menemukan 3 photo, dalam photo itu Sunhee tidak sendiri. Kevin melihat ke bawah halaman dan melihat tulisan kecil.

"Choi Jonghun?" sahut Kevin pada akhirnya.

Sunhee menoleh. "You knew?" Kevin hanya memiringkan kepalanya. Sunhee kembali menatap ke arah pantai. Suasananya tiba-tiba jadi hening.

"Do you still.. have feelings for him?"

"What?" Sunhee shock karna Kevin tiba-tiba membawa Jonghun ke dalam percakapan mereka. Setau Sunhee, Kevin ga kenal Jonghun. Karna ketika Sunhee putus dari Jonghun, Jonghun pindah ke Jepang, dan setelah itu baru Kevin masuk ke sekolah Sunhee.

Kevin menghela nafas. Dia tidak bergerak dari tempatnya. "I know more than you thought, Sunhee. He once filled a special space in your heart, right?"

Sunhee tidak menjawab. Sebuah air mata jatuh dan menuruni pipi kanannya.

"I was glad when I finally met you. The fact that we are going steady now, makes me happy too. I trust you for everything, Sunhee. But I just had to ask this. Is there still a feeling for him, deep in your heart, even this little?" Kevin terus menatap punggung Sunhee yang terlihat tegang dan tidak bergerak sama sekali.

"Why are you asking this?" tanya Sunhee yang sudah membiarkan sisa air matanya jatuh lagi. Dia berusaha supaya suaranya tidak terdengar sedang menangis.

"Last night you whispered his name in your sleep."

Jantung Sunhee seolah berhenti sejenak. Dia lalu mengutuk dirinya sendiri. Salahnya, karena ketika mereka tiba di Jeju kemarin, dan ketika Sunhee melihat pantai, yang diingatnya hanya sosok Jonghun. Jonghun yang dulu sempat menjadi orang nomor 1 di hati Sunhee. Dan jika Sunhee berani jujur, Sunhee memang masih menyimpan perasaan pada Jonghun, hanya saja, perasaan itu sudah tertutupi oleh sakit hati yang disebabkan Jonghun sendiri.

Sunhee kept crying. She was trying her best not to let her shoulders shaking because she cried so hard and not wanting Kevin to know. She ignored what Kevin said, but when she was just about to figure out an answer, she suddenly felt warm.

Kevin went behind her, slide his hands under her arms and wrapped his arms around her waist. He held her hands gently guide her to wipe off her tears.

"Don't cry. I know half a year is not enough to forget about someone. I'm not trying to force you to forget him. I just want to know, and.. I just want you to tell me all your burdens you've probably been hiding from me. Maybe in that way, you'll feel better and I would do my best to make you happy.." kata Kevin, tepat di kuping Sunhee.

Bukannya berhenti nangis, Sunhee malah makin sesungukan. "You weren't angry? You're not mad at me? Even after last night?"

Kevin tertawa pelan. "Nice question. No, I wasn't angry. No, I'm not mad at you. Last night? You were asleep, Sunhee. I could tolerate that. But if you ask whether I am jealous or not, I totally am."

Sunhee menoleh ke arah Kevin dan mendapati wajah Kevin sudah berada sangat dekat dengan wajahnya. Mata Sunhee yang hitam dan bulat dan masih berkaca-kaca, membuat Kevin gemes dan mencubit pipi Sunhee.

"Ya siapa yang ga jealous kalo pasangannya nyebut-nyebut nama mantannya! Apalagi kalo sang mantan lebih cakep, lebih ganteng, angelic, perfect. Beda jauh Sun ama gue," kata Kevin pada akhirnya.

Sunhee balik badan. Sekarang Sunhee menyender pada pager pembatas dan berhadapan dengan Kevin. "He's not perfect. Or angelic at all."

"Really?" tanya Kevin tidak percaya. "Since you look better now would you tell me the whole story?"

Sunhee mengucek matanya. "I won't tell you, but Daehee will."

Kevin tersenyum. "Bercanda, sayang. Gausah diceritain juga gapapa daripada makin sakit ati yekan?"

Sunhee menatap Kevin. Matanya terlihat jujur dan tulus. Sunhee akhirnya maju dan memeluk Kevin.

"Ujju ujju," kata Kevin sambil membalas pelukan Sunhee dan mengelus-elus kepalanya.

"Beneran ga marah nih?" tanya Sunhee. Suaranya mendem gara-gara kebekep badan Kevin.

Kevin nyengir dan menaruh dagunya diatas kepala Sunhee. "Engga lah, ngapain marah. Sorry for making you cry."

Sunhee tidak menjawab tapi tersenyum simpul. Setelah kira-kira dia merasa keabisan napas, dia lalu bilang, "Kev, udah boleh lepas kok."

"Gamau," Kevin tetep meluk Sunhee.

"Tapi gue masih mau idup."

Kevin refleks tertawa. "Janji tapi ya, next time when you sleep, call my name."

Sunhee bingung. "Gimana cara, emang ngigo bisa dijadwalin?"

Kevin akhirnya melepas pelukannya. Sunhee langsung ngambil napas buang napas berkali-kali. "Aduh nyesek," kata Sunhee.

Kevin mencubit pipi Sunhee lalu dengan secepat kilat sun pipi Sunhee. "Udahan dah joggingnya udah terang noh, mari kita pulaaang," katanya sambil menggenggam tangan Sunhee.

Dari jauh, dua mahluk yang stand by dengan sepedanya dan dari tadi nontonin drama Sunvin, sama-sama menghela napas.

"Mereka mah kalo berantem ngomongnya English ya? Keren," kata Minho sambil bersiap bersepeda lagi.

Jihee hanya mengangkat bahunya. Minhee pun ikutan pergi dari tempat itu dan pulang setelah puas bersepeda.

~~~~~~~

Tiba-tiba hari udah siang aja. Emang dasar ya kalo liburan, waktu jalannya cepet buanget. 3hee dan MJK abis selese makan siang dirumah (masak sendiri lagi karna pengen irit duit), berniat mau jalan-jalan di pantai. Mau bikin photoshoot kecil-kecilan kata Jihee.

Daehyun konsep photoshootnya maen aer. Mereka berdua lari-larian sepanjang pantai, ciprat-cipratan, cebur-ceburan, ampe basah deh pokoknya. Kalo pas Minhee, milih setting deket karang-karang dan batu-batu gede pinggir pantai. Kadang foto di jembatan juga, si Sunhee yang ngegantiin Jihee jadi fotografernya. Tapi tiap Sunhee motret sekali, Jihee pasti nyamperin terus ngeliat hasilnya bagus apa engga, kalo engga, disuruh ulang.

Terus bagian Sunvin, wuih, perfect banget. Sunhee doang tapi yang perfect. Sunhee tuh make tanktop putih, terus hotpants jeans tapi di pinggangnya diiket kain tipis motif batik, jadi kalo ada angin niup, keren deh pokoknya. Kalo Kevinnya ga usah dideskripsiin, sesuai imajinasi masing-masing aja, intinya sih, outfitnya disesuaikan ama Sunhee. Bukan berarti Kevin make kain batik juga ya.

Jihee keasikan ngambil foto Sunhee solo, Minho yang nemenin dibelakangnya jadi bingung.

"Ji, itu foto, 37 photo, cuma 4 diantaranya yang couple shoot, sisanya Sunhee semua?" tanya Minho.

Jihee melihat layar kameranya. "HAHAHA iya ya keasikan. Abis Sunsun unnie enak banget buat difoto," Sunhee nyengir.

Minho menaikkan bahunya. "Apa kata Kevin ya nanti," bisiknya pada diri sendiri.

Jihee melihat Kevin mendatangi Sunhee yang lagi ngukir-ngukir nama di pasir. Mereka kemudian berinteraksi, ya becanda lah, apa lah. Jihee lalu mengambil gambar dari momen momen itu. Dia lalu mengecek hasil jepretannya dan merasa kurang puas.

"Kev!" panggil Jihee sambil mendatangi Sunvin. "Unn, pinjem kulinya bentar ya, mau ngomong."

Sunhee mengangguk dan tersenyum manis lalu dengan sekejap kembali ke dunia ukir pasirnya. Kevin dengan bingung mengikuti arah Jihee berjalan.

"Gue langsung aja ya," kata Jihee. Kevin mengerutkan dahi. "Gue, agak kurang sreg liat lo sama Sunsun unnie."

Kevin ga respon. Dia cuma bisa ngerasa hatinya sakit banget, lebih sakit dibanding dia dikatain tiap hari sama banyak orang.

"Kenapa?" tanya Kevin akhirnya.

"Karna lo lebih jelek dibanding Jonghun."

JEDER.

Dada Kevin berasa disamber kilat. Jihee terlalu to the point dan jujur. Kevin sekali lagi cuma bisa diem dan tak mengeluarkan suara. Tiba-tiba..

"HAHAHAHAH DALEM YA GUE? HAHAH BECANDA, KUL! Yaampun, ternyata akting gue bagus ya. Gue becanda kok. Justru gue suka banget Sunsun unnie bisa sama lo sekarang, dia jadi makin cantik gara-gara ketawa mulu. Makin gokil juga karna deket-deket lo. Pokoknya Sunsun unnie jadi keliatan lebih hidup, lebih bahagia, thanks to elo," kata Jihee panjang lebar.

Kevin masih bengong.

"Gue lebih dukung couple yang sekarang ini dibanding sama yang dulu. Dari tingkah laku lo dan cara lo memperlakukan Sunsun unnie, itu bikin gue yakin kalo dia bakal fine-fine aja sama lo. Yah, Sunvin couple asik deh intinya! Gue emang awalnya agak kaget kenapa Sunsun unnie bisa jadi sama lo ya, tapi berhubung Sunsun unnie seneng, gue jadi ikutan seneng! Jangan sekali-kali nyakitin hati dia ya.."

Kevin masih aja bengong. Jihee ketawa lagi. "Et dah udah gue bilang becanda masih aja bengong. Shock lu?"

"Minhoooo?" panggil Kevin. "Sini lu!"

Minho yang dipanggil kemudian berlari ke arah Jihee dan Kevin. Pas lari, sinar matahari menyinari Minho dan rambutnya yang rada gondrong itu tertiup angin. Jihee menyeka bagian bawah bibirnya kalo kalo dia ngiler tapi ga sadar.

"Kenapa, Vin?" tanya Minho.

Kevin tiba-tiba memeluk Minho dan memukul-mukul punggungnya dengan lebay. "Makasih! Makasih banget, Ji!"

"Aduh anying.. ini lo apaan dah meluk-meluk gue, mukul-mukul gue tapi makasih ama Jihee?" kata Minho sambil megang-megang punggungnya sendiri.

"Gue tersentuh denger kata-kata Jihee barusan! Nah ga mungkin kan gue meluk Jihee? Jadi gue meluk elo deh! MAKASIH JIHEE, SUMPAH MAKASIH. Lo mo ngatain gue kuli kek babu kek apa kek yang penting kalo lo restuin gue ama Sunsun unnie lo tersayang itu gue relaaa! GUE IKLAS. LILLAHI TA'ALA," kata Kevin akhirnya melepas pelukan Minho.

Tampang Minho kayak mabok. Dia berjalan sempoyongan ke arah Jihee dan melingkarkan tangannya ke pundak Jihee, Jihee menopangnya.

"Tuh, pacar temen lo tuh, udah gila," kata Minho.

"Bawaan orok. Udah yuk lanjut poto-poto lagi ga?" tanya Jihee. Tapi Kevin udah berlari-lari india najong ke arah Sunhee, Sunhee ampe naikin alis masang muka jijik gitu, tapi abis itu si Kevin bertingkah aegyo jadi Sunhee ngakak lagi.

~~~~~~~

Besoknya, udah saatnya pulang. Jihee ama Sunhee lagi mejeng di roof top, jarang-jarang bisa motret model terkenal kata Jihee. Setelah selese ngambil beberapa gambar solo shot Sunhee, Jihee berdiri disamping Sunhee yang lagi nyender ke pager pembatas.

"Kemaren lo ngomong apa aja ama kuli, Ji?" tanya Sunhee, memulai percakapan.

"Gitu deh unn. Tentang aku ngerestuin dia ama unnie, AHAHAHA. Oh ya unn, maap maap kata nih, tapi unnie beneran sayang si kuli kan?" tanya Jihee.

"Maksudnya?"

Jihee menghela napas panjang. "Kevin dateng di saat unnie lagi down downnya abis putus ama Jonghun. Aku gamau unnie cuma jadiin dia sebagai pelarian. Kasian kalo perasaan dia yang tulus itu bertepuk sebelah tangan. Unnie beneran sayang dia kan?"

Sunhee terdiam. Baru aja kemaren dia abis ngalamin percakapan emosional ama Kevin yang menyangkut Jonghun juga. Eh sekarang, keungkit lagi.

"Aku sama Daehee seneng liat unnie sekarang bisa bahagia banget ama Kevin. Tapi Daehee dan aku sama-sama khawatir, takut perasaan unnie ga imbang sama Kevin. Pasti unnie gamau nyakitin dia juga kan? Jadi.."

"Tenang aja, Ji."

Sunhee dan Jihee menoleh. Kevin yang tadinya nyender di pintu, jalan menghampiri mereka berdua. Sunhee jadi ga enak lagi dan berasa mo nangis lagi.

"Sori nih, bukan maksudnya nguping. Gue lagi mo nyari lo pada aja, taunya disini. Ji, kalo lo khawatir masalah Sunhee bisa bales perasaan gue ato engga, jangan dipikirin! Gue ga nuntut supaya Sunhee harus sayang sama gue sebanyak apa yang udah gue kasih ke dia kok. Yang penting tuh dia cukup tau kalo gue ada buat dia. Gue ga mengharapkan yang lebih. Gue juga sadar diri kali," kata Kevin sambil ngacak-ngacak rambut sendiri.

Sunhee kagum dan merasa bersalah di saat yang bersamaan. Dia memukul lengan Kevin pelan. "What are you talking about. You sound pathetic. I love you too it's just that I can't show it like how you do."

Jihee tersenyum. "Aww, I guess my presence here is not needed then. I'll wait for you two downstairs, we will be leaving by 9."

Sunhee mengikuti langkah Jihee pergi dengan matanya, lalu kembali menatap Kevin. "I thought we've talked enough about all of this."

"I know. Sorry."

"Kev. Meskipun gue sering ngatain lo, ngacangin lo, ngecakin lo, memperlakukan lo seolah lo itu babu gue, itu semua gue lakuin karna emang muka lo pantes digituin," kata Sunhee asal.

Kevin melas. Sunhee ngakak.

"Bercanda, HAHAHAAHAHA ya meskipun gue mengatakan yang sebenarnya sih. Tapi gue sayang kok sama lo. Bener deh. Mau bukti apa?" kata Sunhee lagi.

Kevin tengok kanan kiri. Lalu nyopot cap yang dia pake. Terus dia menunjuk bibirnya sendiri.

"Udah gue duga. Jangan harep lo. Ayo pulang," kata Sunhee sinis. Sunhee menarik lengan Kevin dan berjalan ke tangga, bersiap turun.

"Eh eh ini topi aku nyangkut, tunggu dulu!" kata Kevin setengah panik.

Sunhee menoleh, tapi tiba-tiba dia merasakan sesuatu menempel di bibirnya. Sedetik kemudian Kevin berkata, "Tinggal gitu aja kok repot. Nah. Ayoo turun."

Sunhee memalingkan mukanya, menyembunyikan pipinya yang merah karna blushing, dan mengukirkan sebuah senyum kecil.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

THE END

0 comments:

Post a Comment